Senin, 01 Agustus 2011

Pembelajaran Kooperatif

Nurhadi (2004: 112) menyatakan bahwa ”Pembelajaran kooperatif (Cooperatif learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar”. Pada pembelajaran kooperatif diajarkan keterampilan–keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya.
Pembelajaran kooperatif adalah khas di antara model-model pembelajaran karena menggunakan suatu struktur tugas dan penghargaan yang berbeda untuk meningkatkan pembelajaran siswa. Struktur tugas memaksa siswa untuk bekerja sama dan saling tukar ide dalam kelompok kecil atau tim.   (Zuhdan.2008.massofa.wordpress.com/Pembelajaran Kooperatif, 5 Nov 2008)
Sedangkan menurut Slavin (1995: 6) mendefinisikan bahwa ”Belajar kooperatif adalah sebagai teknik yang melibatkan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok yang heterogen. Strategi dan pengajarannya yang terstruktur dapat digunakan pada berbagai jenjang pendidikan dan hampir semua materi”.  Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah pengembangan teknis belajar bersama. Bekerja sama berarti melakukan sesuatu bersama dengan saling membantu dan bekerja sebagai tim (kelompok). Jadi pembelajaran kooperatif berarti belajar bersama, saling membantu dalam pembelajaran agar setiap kelompok dapat mencapai tujuan atau menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik.
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivisme. Menurut paham konstrutivisme, manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan cara mencoba memberi arti pada pengetahuan sebelumnya. Pengetahuan ini adalah konstruksi manusia dan secara konstan manusia mengalami pengalaman-pengalaman baru, sehingga pengetahuan itu tidak stabil. Pemahaman kita tentang pengetahuan akan semakin mendalam dan kuat jika diuji melalui pengalaman-pengalaman baru. Dalam hal ini siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, mengemukakan ide-ide yang berguna bagi dirinya.
  Telah dikenal beberapa macam metode mengajar yang digunakan oleh guru, antara lain metode ceramah, metode diskusi, tanya jawab, demonstrasi dan eksperimen. Pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama pada umumnya masih menggunakan metode pembelajaran konvensional dan kenyataannya sering dijumpai masih rendahnya hasil belajar siswa di sekolah. Untuk mengatasi hal tersebut salah satunya diperlukan inovasi dalam hal metode pembelajaran. Untuk memperoleh hasil yang maksimal maka seorang guru harus mampu untuk memilih dan menggunakan metode yang tepat dalam proses belajar mengajar disesuaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, materi yang akan disampaikan, situasi kelas serta  serta disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia.
  Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. "Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar yang membedakan dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif” (Anita Lie, 2004: 29)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar