Sabtu, 26 November 2011

Kecerdasan pribadi

Kecerdasan intrapersonal atau kecerdasan pribadi adalah kemampuan untuk memahami diri sendiri, seperti : kemampuan berimajinasi, berencana, dan memecahkan masalah, serta sifat  dan karakter sendiri seperti : motivasi , kebulatan tekad, etika, kejujuran, ketegasan, mementingkan orang lain ( Campbell, 1996:193). Sedangkan menurut Goleman (1999:44) menjelaskan bahwa kecerdasan pribadi adalah kemauan untuk mengelola/mengembangkan diri sendiri. Patton (1999:64) menamakan kecerdasan pribadi sebagai harga diri yang merupakan kualitas yang menekankan pada pengembangan batiniah yang dapat mengantarkan kita menuju kesuksesan.
Menurut Goleman(1999: 41) kecerdasan pribadi memiliki beberapa unsur, yaitu kesadaran diri, pengaturan diri dan motivasi diri. Kesadaran diri adalah kemampuan mengetahui kondisi diri sendiri, kesukaan, sumber daya dan intuisi, dan ketrampilan dasar yang vital. Pengaturan diri yaitu pengelolaan kondisi emosi-emosi dan sumber daya diri sendiri. Amigdala adalah bank memori emosi otak, tempat penyimpanan semua kenangan baik tentang dan kegagalan, harapan dan ketakutan, kejengkelan dan frustasi (Goleman,1999:117). Motivasi diri adalah kecenderungan emosi yang mengantar atau memudahkan peraihan sasaran. Kecenderungan motivasi diri umumnya meliputi: dorongan berprestasi, komitmen, inisiatif dan optimisme s, d8 � e i 0 ` . laku yang ditampakkan.
6
 
Dari kedua pengertian di atas mennjukkan bahwa emosi mempunyai makna penting bagi manusia. Emosi menjadi energi penting yang mengaktifkan nilai-nilai etika seperti integritas, keuletan, kredibilitas, serta kemampuan bersosialisasi yang tergambar pada kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan dengan individu lain yang saling menguntungkan dan didasarkan pada rasa saling percaya. Seseorang yang telah matang emosinya akan belajar menerima kritik, mempunyai saluran sosial bagi emosinya secara tepat, tidak bertindak impulsif, mampu mengontrol ekspresi emosinya dan dapat menerima orang lain seperti apa adanya.
Hills (1995:18) berpendapat bahwa; “kecerdasan emosi adalah kekuatan berpikir alam bawah sadar yang berfungsi sebagai tali pengendali atau pendorong yang digerakkan oleh sarana tidak logis”. Alam bawah sadar manusia biasa disebut fitrah manusia atau kesucian manusia (Ary Ginanjar Agustian, 2002:45). Lain halnya dengan Goleman (1996:36) yang mengatakan bahwa : Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati, dan berdoa.
Cooper dan Sawaf (1998:2) menyatakan bahwa;”kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh yang manusiawi.”
Berdasarkan rumusan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa:
1) Kecerdasan emosional adalah kemampuan interpersonal dan intrapersonal yang berfungsi sebagai tali pengendali untuk menyeimbangkan perasaan, pikiran serta tindakan.
2) Kecerdasan emosional mengandung makna, tidak hanya berarti bersikap ramah; pada saat-saat tertentu, jika diperlukan dapat bersikap tegas bahkan dapat juga tidak menyenangkan, dan mengungkapkan kebenaran yang sebenarnya tidak diinginkan.
3) Kecerdasan emosional mengelola perasaan sedemikian rupa sehingga terekspresikan secara tepat dan efektif yang memugkinkan orang bekerja sama dengan orang lain secara lancar menuju tujuan bersama.
Mengingat luasnya cakupan kecerdasan emosional, maka peneliti membahas kecerdasan emosional dibatasi pada kaitannya dengan aktivitas guru yaitu interpersonal skill atau keterampilan berinteraksi dengan manusia lain seperti kepala sekolah, sesama guru, siswa, orang tua siswa, secara individu mupun secara berkelompok. Dalam literatur psikologi sosial dan sosiologi, interaksi semacam itu merupakan bagian dari interaksi sosial.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar