Minggu, 27 November 2011

Pengertian pembelajaran inkuiri

Inkuiri berasal dari bahasa Inggris “inquiry” yang artinya pertanyaan atau penyelidikan. Dalam pendekatan ini siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran dengan bebas memilih atau mengatur obyek belajarnya, bebas berkreasi   melakukan penyelidikan sendiri, kemudian menarik kesimpulan dari permasalahan yang ada ,
namun jika diperlukan bisa berdiskusi dengan guru  untuk memahami permasalahan. Petersen dan Spencer (2006,pg.21,70) mengatakan “We will also provide a research-based instructional model in which students build background knowledge, engange in free choice learning options during an investigation of school yard habitat, and interact with their peers while inquiring, discussing findings, and using print resources to enhance learning”. Maksudnya adalah bahwa kita melakukan sebuah pembelajaran berbasis penelitian  di mana siswa membangun pengetahuan sendiri , siswa bebas berkreasi  memilih materi untuk diselidiki, namun selama penyelidikan tetap kontak dengan guru  pada saat diperlukan guna berdiskusi dengan guru dan memanfaatkannya sebagai  sumber belajar untuk memahami pelajaran. Sedangkan Suits (2004,248) berpendapat :
A laboratory practical examination was used to compare the investigative skills developed in two different types of general-chemistry laboratory courses. Science and engineering majors (SEM) in the control group used a traditional verification approach (SEM-Ctrl), whereas those in the treatment group learned from an innovative, inquiry-based approach (SEM-Trt).  A scoring rubric was developed from their examination sheets to assess six component investigative -skills. Results indicated that  SEM students in the SEM-Trt group scored significantly higher than those in SEM-Ctrl for all six skills. Overall, competency at the mid-range level of laboratory skills was attained by most SEM-Trt students (72.5%) but by only 30.5%  Of SEM-Ctrl and 28,6.% of NonSEM-Trt students.    ( Jerry P Suits . 2004. Vol. 104, Iss. 6; pg. 248, 10 pgs)

          Yang artinya pengujian laboratorium telah dilaksanakan untuk membandingkan kemampuan yang dikembangkan di dua kursus yang berbeda.  Siswa kelompok control (SEM-Ctrl) menggunakan pendekatan tradisional. Siswa kelompok lain (SEM-Trt) menggunakan pendekatan inovatif, yakni inkuiri. Mereka diuji dengan 6 komponen skill. Hasilnya menunjukkan bahwa siswa kelompok lain (SEM-Trt) mendapat skor lebih tinggi secara signifikan dibanding kelompok control (SEM-Ctrl) untuk semua skill (6 skill). Berdasar uji laboratorium, ketrampilan didulang oleh 72,5% siswa dari kelompok pembanding (SEM-Trt), kelompok control (SEM-Ctrl) hanyalah menempati kisaran 30,5%, dan 28,6% dari kelompok Non SEM-Trt. Menurut Jerry P Suits : Pendekatan inovatif yang berbasis penyelidikan akan memberi hasil yang lebih baik jika hasil investigasi diuji dengan kegiatan  laboratorium.
        Melengkapi dua pakar pendekatan pembelajaran berbasis penyelidikan ini, Jankowska dan Atlay (2008 , 271) menambahkan “This paper explores the effect teaching in a specially designed ‘creative learning space” has on students’ engagement with the learning process, their motivation to explore, experience and discover (i.e. to be creative), and on them becoming more active, autonomous learners”. Tulisan ini mengungkapkan dampak pengajaran yang dirancang secara khusus yakni menggunakan tempat atau ruang belajar kreatif. Pengajaran model ini membuat siswa memiliki keterikatan dengan proses belajar, motivasi mereka ditingkatkan, berpengalaman dan menemukan (seperti misalnya lebih kreatif), mereka menjadi lebih aktif dan menjadi pelajar yang mandiri. perlunya ada fasilitas ruang atau tempat yang khusus  dalam proses pembelajaran.
          Nana Sudjana (1996:74) menyatakan bahwa “pendekatan inkuiri berangkat dari pandangan bahwa siswa sebagai subyek  belajar yang mempunyai kemampuan dasar. Proses pembelajaran harus dipandang sebagai stimulus yang menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Guru lebih banyak menempatkan diri sebagai pembimbing atau fasilitator dalam proses belajar baik secara mandiri maupun kelompok. Pemberian kesempatan yang luas memberi peluang kepada siswa untuk belajar secara mandiri”. Tentang inkuiri ini  Dahlan (1990:168) menyebutnya “sebagai pembelajaran yang berpusat pada siswa (child centered learning)”. Inkuiri memberikan perhatian dalam membantu siswa menyelidiki teka-teki secara bebas.
        Dengan demikian pendekatan inkuiri meletakkan siswa sebagai obyek sekaligus subyek dalam belajar. Sebagai obyek, karena siswa mendapat tugas dari guru untuk melakukan sesuatu. Selanjutnya tugas ini merangsang siswa untuk berkreasi, berfikir ilmiah, mengamati, menyelidiki melalui sumber-sumber belajar secara mandiri. Selanjutnya, siswa menarik kesimpulan, mengidentifikasinya menjadi bahan yang bermanfaat. Semua itu dilakukan mandiri sehingga mereka menjadi pelaku (subyek).
        Quitando, Faiola, Johnson, dan Kurtz, dalam Community-based Inquary Improves Critical Thinking In General Education Biology menyimpulkan             melalui pembelajaran Community-based Inquary (CBI), siswa                   memiliki kemampuan berfikir kritis lebih besar dibanding kelompok dengan pembelajaran model campuran (tradisonal + CBI) maupun model tradisional. Sementara itu Rankin dalam Learned ( 2008 ):  “penerapan pendekatan         inkuiri diarahkan pada pembelajaran aktif dan pengembangan ketrampilan berfikir, tidak hanya cara mencapai prestasi belajar. Inkuiri  memberi  kesempatan  membantu  siswa  dalam mengembangkan cara memahami dunianya”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar