Senin, 01 Agustus 2011

Tentang Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu pendekatan pembelajaran yang melibatkan pembentukan kelompok. Menurut Kunandar (2003:337), pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh antarsiswa untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan. Berdasarkan definisi tersebut dapat diambil pengertian bahwa pembelajaran kooperatif diarahkan pada interaksi antarsiswa untuk saling membantu dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan Slavin (2008: 4), pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pembelajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok – kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari  materi pembelajaran. Siswa dalam pembelajaran ini diharapkan dapat saling membantu, mendiskusikan dan beragumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing – masing atau saling menilai pengetahuan dan pemahaman satu sama lain. Menurut Suprayekti (2006: 88) pembelajaran kooperatif mempunyai karakteristik, dampak positif, dan tingkat keberhasilan .
Karakteristik tekniknya antara lain:
a. Siswa belajar dalam kelompok;
b. Siswa memiliki rasa saling ketergantungan;
c. Siswa belajar berinteraksi secara kerjasama;
d. Siswa dilatih untuk bertanggung jawab terhadap tugas;
e.Siswa memiliki keterampilan komunikasi interpersonal.
Dampak positifnya antara lain :
a. Membangun sikap belajar kelompok / bersosialisasi;
b. Membangun kemampuan bekerjasama;
c. Melatih kecakapan berkomunikasi;
d. Melatih keterlibatan emosi siswa;
e. Mengembangkan rasa percaya diri dalam belajar;
f. Meningkatkan prestasi akademiknya secara individu dan kelompok;
6
 
g. Meningkatkan motivasi belajar; h.Memperoleh kepuasan belajar.
Tingkat keberhasilannya tergantung kepada  tinggi rendahnya aspek berikut :
a. Interdependensi ganjaran;
b. Interdependensi tugas;
c. Tanggung jawab atau akuntabilitas individual;
d. Struktur yang dipaksakan oleh guru;
e. Ada atau tidak adanya kompetensi kelompok.

Semua metode pembelajaran kooperatif mengharapkan siswa dapat yang bekerja sama dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap teman satu timnya, mampu membuat diri mereka belajar sama baiknya. Sebagai tambahan terhadap gagasan tentang kerja koopertif, metode pembelajaran tim siswa sering disebut PTS menekankan penggunaan tujuan-tujuan tim dan sukses tim, yang hanya akan dapat dicapai jika semua anggota tim bisa belajar mengenai pokok bahasan yang telah diajarkan. Oleh karena itu, dalam metode pembelajaran tim siswa tugas – tugas yang diberikan  pada siswa bukan melakukan sesuatu sebagai sebuah tim, tetapi belajar sesuatu sebagai sebuah tim. Hal tersebut sesuai yang dikemukakan Slavin (2008:10) dalam cooperative learning. Dapat diambil pengertian bahwa pembelajaran kooperatif sangat mengutamakan tujuan belajar dalam tim sehingga tanggung jawab dalam pemahaman pembahasan materi menjadi milik bersama.
Menurut Zul Fijri dkk. dalam Kamus Besar  Bahasa Indonesia (1997:523) dinyatakan bahwa “konvensional adalah tradisional”. Sedangkan tradisional diartikan sebagai sikap dan cara berfikir dan bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun menurun.        
             Pendekatan pembelajaran konvensional atau sering disebut dengan pendekatan ekspositoris atau ceramah merupakan pendekatan pembelajaran yang paling popular dan banyak dilakukan oleh guru. Hakekat mengajar adalah menyampaikan ilmu kepada siswa. Dari pengertian di atas  maka yang disebut dengan pendekatan pembelajaran konvensional adalah suatu pendekatan pembelajaran yang hanya berpegang pada pendekatan pembelajaran yang telah ada atau diterapkan pada suatu lembaga pendidikan  tersebut. Penerapan pendekatan pembelajaran yang konvensional, menjadikan guru memilih metode pembelajaran yang konvensional pula. Metode pembelajaran konvensional memberikan sedikit kesempatan pada siswa untuk aktif berpartisipasi dalam proses belajar, karena aktifitas kelas lebih didominasi guru, siswa lebih sering mendengarkan dan mencatat penjelasan guru. Dalam penelitian ini yang dimaksud metode konvensional adalah metode ceramah yang disertai tanya jawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar