Minggu, 27 November 2011

Teori Bruner

Bruner mengemukakan bahwa belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan. Ketiga proses itu adalah a) memperoleh informasi baru; b) transformasi informasi; dan c) menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan.
Pendekatan Bruner terhadap belajar berdasarkan dua asumsi. Asumsi yang pertama adalah bahwa orang memperoleh pengetahuan merupakan proses interaktif. Asumsi yang kedua adalah orang yang mengkonstruksi pengetahuannya dengan menghubungkan informasi yang masuk dengan informasi sebelumnya. Jika aktivitas belajar dikaitkan dengan peranan guru maka akan terbentuk aktivitas belajar mengajar.
          Belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru di luar (melebihi) informasi yang diberikan padanya. Menurut Bruner, jika seseorang mempelajari sesuatu pengetahuan, pengetahuan itu perlu dipelajari dalam tahap-tahap tertentu, agar pengetahuan itu dapat diinternalisasi dalam pikiran orang tersebut. Proses internalisasi akan terjadi secara sungguh-sungguh jika pengetahuan yang dipelajari itu melalui tiga tahap, yaitu: Pertama, tahap enaktif, yaitu suatu tahap pembelajaran pengetahuan di mana pengetahuan itu dipelajari aktif, dengan menggunakan benda-benda konkret atau menggunakan situasi yang nyata.Kedua, tahap ikonik, yaitu suatu tahap pembelajaran pengetahuan di mana pengetahuan itu dipresentasikan (diwujudkan) dalam bentuk bayangan visual, gambar atau diagram yang menggambarkan kegiatan konkret. Ketiga, tahap simbolik, yaitu suatu tahap pembelajaran di mana pengetahuan itu dipresentasikan dalam bentuk simbol-simbol abstrak, yaitu simbol-simbol arbiter yang dipakai berdasarkan kesepakatan orang dalam bidang yang bersangkutan, baik simbol verbal (misalnya huruf-huruf, kata-kata, kalimat-kalimat) maupun lambang-lambang abstrak yang lain.
        Model instruksional kognitif dari Bruner dikenal dengan belajar penemuan (discovery learning). Bruner menganggap bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik. Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Pengetahuan yang diperoleh dengan belajar menemukan ini memiliki beberapa kebaikan. Pertama, pengetahuan itu dapat bertahan lama dalam ingatan siswa. Kedua, hasil belajar penemuan mempunyai efek transfer yang lebih baik, maksudnya konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang menjadi milik  siswa lebih mudah diterapkan pada situasi-situasi baru. Ketiga, secara menyeluruh belajar penemuan meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berfikir secara bebas. Secara khusus belajar penemuan melatih keterampilan kognitif siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain, membangkitkan keingintahuan siswa, memberi motivasi untuk bekerja terus untuk menemukan jawaban dan melatih siswa untuk menganalisis dan memanipulasi informasi.
      Dalam memandang proses belajar, Bruner menekankan adanya pengaruh kebudayaan terhadap tingkah laku seseorang. Proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Teori Bruner sesuai jika diterapkan pada mata pelajaran IPA yang selalu berkembang. Dalam mempelajari IPA selalu didahului dengan informasi. Informasi yang diperoleh siswa dapat berasal dari alam atau produk pengetahuan. Informasi tersebut ditransfer siswa pada saat terjadi proses pembelajaran dan dapat digunakan siswa di dalam kehidupannya, baik untuk mengembangkan pengetahuan maupun untuk penggunaan secara praktis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar