Senin, 01 Agustus 2011

Metode Kooperatif Tipe Jigsaw/ Jigsaw Method


Metode ini masuk kategori active learning karena pembelajaran bertumpu pada kegiatan kelompok.
Dalam metode ini kelas akan dibagi kedalam kelompok-kelompok yang mempunyai ketergantungan satu sama lain (natural independence). Pembagian kelompok ini berdasarkan pada kesamaan hobi, kesenangan, bintang, dan sebagainya. Keberhasilan kelompok diyakini bergantung pada adanya saling ketergantungan antar anggota kelompok dan pembagian tugas. Kelompok ini berprinsip pada hubungan, kelompok persahabatan, dan kelompok karier.
Menurut (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/31/cooperative-learning-teknik-jigsaw/), undang-undang sistem pendidikan nasional Nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam pembelajaran, guru harus memahami hakikat materi pelajaran yang diajarkannya dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang matang oleh guru.
Model pembelajaran Cooperative Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem pengajaran Cooperative Learning dapat didefinisikan sebagai sistem kerja/ belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok (Johnson & Johnson, 1993), yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok.
Falsafah yang mendasari pembelajaran Cooperative Learning (pembelajaran gotong royong) dalam pendidikan adalah “homo homini socius” yang menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial.
Cooperative Learning adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih.
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.

 Langkah-langkah dalam pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw (Sharan, 1994:35-37) adalah sebagai berikut :
a) Pendahuluan
      Pada fase ini guru membagi siswa kedalam kelompok-kelompok yang dinamakan home group, dan guru memberikan materi dengan topik tertentu serta menjelaskan alasan pentingnya topik tersebut, guru berupaya membuat siswa menjadi tertarik dengan materi yang diberikannya. Kemudian setiap siswa diberi tugas untuk menguasai dan memahami bagian tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
b) Focused Exploration (pembentukan kelompok)
      Anggota dari focus group ini berasal dari anggota home group dimana mereka sudah membawa dan memahami sub pokok bahasan yang dibahas didalam home groupnya. Dalam mendiskusikan materi masing-masing anggota harus berani mengutarakan idenya sebagai bentuk klarifikasi dari materi yang telah dikuasainya, sehingga setiap anggota mempunyai konsep yang sama tentang materi yang menjadi tanggung jawabnya. Guru diharapkan menyiapkan soal yang terkait dengan materi yang dibahasnya. Siswa harus mengerjakan soal yang terkait dengan penjelasan guru. Hasil dari tes tersebut akan sangat terkait dengan posisi kelompoknya.
c) Reporting and Resharping (pelaporan dan penajaman)
      Para siswa kembali kepada kelompoknya semula (home group). Dalam kelompoknya ini dia melaporkan hasil penguasaan materi dari masing-masing anggota focus group dan meminta rekan-rekan lainnya untuk menanyakan atau meminta penjelasan tentang materi yang telah berhasil dikuasainya.
4) Integrasi dan Evaluasi
      Dalam fase ini guru menyusun tugas atau tes yang diberikan kepada setiap kelompok dengan fokus utama mengingatkan mereka pada materi yang telah dikuasai secara kelompok. Evaluasi mencakup pada materi yang telah dibahas dengan cara menyelesaikan soal-soal latihan baik secara kelompok maupun individu
Menurut    (http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/model-pembelajaran-kooperatif-tipe_2116.html) bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw disebut juga sebagai metode tim ahli, dimana langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :
a) Siswa dikelompokkan dengan anggota ± 4 orang
b) Tiap orang dalam tim diberi materi dan tugas yang berbeda
c) Anggota dari tim yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk      kelompok baru (kelompok ahli)
d) Setelah kelomppok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali kekelompok asal dan       menjelaskan kepada anggota kelompok tentang subbab yang mereka kuasai
e) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
f) Pembahasan
g) Penutup
Secara umum, langkah-langkah dalam pelaksanaan metode jigsaw diatas adalah sebagai berikut :
a)  Guru mengajarkan bagian pelajaran secara konvensional.
b) Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok heterogin,  yang masing-masing terdiri dari kira-kira 5 siswa.
c) Guru mengadakan tes untuk mendapatkan nilai-awal siswa secara individual tentang bahan yang diajarkan.
d)     Siswa bersiskusi tentang bahan yang diajarkan; setiap anggota kelompok menyampaikan pendapatnya tentang bahan itu.
e)      Guru menyelenggarakan tes lagi, untuk mendapatkan nilai akhir siswa secara individual.
f)       Guru menghitung capaian belajar siswa dengan mengurangkan nilai awal dari nilai akhir siswa secara individual.
g)      Guru menjumlahkan selisih angka tersebut butir 6 dari siswa-siswa di setiap  kelompok untuk mendapatkan nilai kelompok.
h)      Guru menetapkan rank kelompok dari kelas yang diajarnya, sehingga didapat urutan kelompok  paling baik hingga yang paling kurang baik.
Metode ini antara lain melatih kerjasama siswa dalam kelompok. Kemampuan kerjasama untuk memperoleh informasi merupakan salah satu syarat dalam belajar mandiri. Model ini juga melatih keberanian mengajukan pendapat tentang sesuatu atas dasar pengetahuan yang telah dimiliki. Siswa dilatih untuk belajar secara konstruktivistik. Ia dilatih belajar dengan menggunakan paradigma kontrstruktivisme. Paradigma yang melandasi belajar mandiri atau active learning.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar