Selasa, 13 September 2011

Model Pembelajaran Individual


Pembelajaran individual adalah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa secara mandiri, kecepatan, kelambanan dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh kemampuan individu siswa yang bersangkutan ( Wina S, 2009: 128). Sependapat  dengan Wina, Gokhale A Anuradha menyatakan individual learning this an instruction method in which students work individually  at their own level and rate toward an academic goal (http//scholar.lib.edu/ejournals/kTE/v7n1/ qokhale. ite. v7n1/html ). Bahan pelajaran serta bagaimana mempelajarinya di desain untuk belajar sendiri. Contohnya belajar melalui modul.

Menurut Anita Lie ( 2008: 25) dalam pembelajaran individual, setiap siswa belajar dengan kecepatan sesuai dengan kemampuan mereka sendiri, Setiap siswa bisa belajar sendiri tanpa atau sedikit bantuan dari pengajar, dan siswa diberi paket-paket pelajaran yang sudah terprogram untuk kebutuhan individu mereka.  Asumsinya setiap siswa dengan segala kebiasaan, kemampuan, minat dan bakatnya yang sangat berbeda dengan yang lain. Pembelajaran indivisual dapat dilakukan dengan memberi kesempatan pada siswa menyelesaikan tugas yang sudah disiapkan sebelumnya sesuai dengan tingkat kecepatan masing-masing. Siswa baru melanjutkan kegiatan berikutnya setelah mereka benar-benar siap untuk melanjutkan. Peran guru terutama memfasilitasi pembelajaran individual ini dengan berjalan keliling kelas dan membantu siswa yang mengalami masalah dan siap menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya (Daniel Muijs etc, 2008 : 301).
Istilah pembelajaran individual menunjuk pada suatu siasat untuk mengatur kegiatan mengajar-belajar sedemikian rupa, sehingga setiap siswa atau mahasiswa mendapat perhatian lebih banyak daripada yang dapat diberikan a rangka pengelolaan, kegiatan mengajar-belajar dalam kelompok siswa atau mahasiswa yang besar. ( Winkel, 2007: 457) Pengajaran individual mengakui adanya perbedaan individual dan perlunya pengajaran disesuaikan dengan perbedaan  individual itu. Walaupun pengajaran yang didasarkan atas perbedaan individu tidak dapat memecahkan segala masalah pengajaran, namun pengajaran individual ini mempunyai potensi yang besar sekali untuk meningkatkan mutu dan efektifitas pengajaran.
            Pengajaran individual dapat mencakup tata cara pengaturan, antara lain, sebagai berikut:
1)      Rencana studi mendiri ( independent study plans) : tenaga pengajar dan siswa atau mahasiswa membuat perjanjian mengenai apa yang akan dipelajari dan dengan tujuan apa. Seluruh siswa atau mahasiswa mengatur belajarnya sendiri dan mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian.
2)      Progran studi yang dikelola sendiri ( self derected study) siswa diberi suatu daftar semua tujuan yang harus dicapai termasuk materi yang harus dikuasai.dan suatu daftar literatur yang dapat dipelajari, Semua tujuan dan materi lebih spesifik dari pada (1) diatas. Pada waktu-waktu tertentu , siswa atau mahasiswa menempuh suatu tes dan dinyatakan lulus bila memenuhi norma yang ditentukan.
3)      Program belajaran yang berpusat pada siswa ( learning centered program) : Dalam batas-batas tertentu, siswa atau mahasiswa  diperbolehkan menentukan sendiri apa yang akan dipelajari dan dalam urutan bagaimana. Kerap kali kebebasan itu diberikan dalam rangka program belajar pengayaan, setelah dikuasainya seperangkat kemampuan yang pokok  dan esensial bagi semua.
4)      Belajar menurut kecepatan sendiri ( Self pacing) : siswa mempelajari materi pelajaran tertentu , untuk mencapai tujuan instruksional tertentu pula, sebagimana ditetapkan oleh tenaga pengajar. Semua siswa harus mencapai tujuan-tujuan instruksional yang sama, tetapi mereka mengatur sendiri laju kemajuannya dalam mempelajari bahan.
5)      Pengaturan instruksi oleh siswa sendiri ( student-determined insturction) yang menyangkut tentang: penentuan semua tujuan insturkdional, pilihan media pengajaran dan nara sumber, penentuan laju kemajuannya sendiri, evaluasi sendiri terhadap pencapaian tujuan instruksional dan kebebaskan untuk memprioritaskan materi pelajaran tertentu.
6)      Kombinasi dari pengajaran kepada kelompok besar dengan pengajaran kepada kelompok kecil . Selain itu ada pula keharusan untuk bbelajar mandiri terutama dalam suatu bidang studi yang paling membutuhkan usaha tambahan.
7)      Pendekatan sistem (system approach) yang mengembangkan pola instuksional yang sistematis dan terencana, yang mencakup perencanaan, pengelolaan dan evaluasi pengajaran, pola ini terlaksana menurut berbagai variasi, yang dikenal sebagai ‘sistem sistem belajar’ ( learning strategis), seperti sistem belajar tuntas, sistem pengajaran modul, paket belajar, dan pengajaran berprograma, namun , gradasi individualisasi pengajaran dalam keempat sistem ini berbeda-beda.
            Menurut Nasutioan( 2008:58) sistem pembelajaran individual itu kebanyakan mempunyai ciri-ciri yang sama, yakni perhatian akan perbedaan individual di kalangan para pelajar dan usaha intuk menyelesaikan pelajaan dengan perbedaan itu, dengan (1) lebih mengutamakan proses belajar dari pada mengajar, (2) merumuskan tujuan yang jelas, (3) mengusahakan partisipasi aktif dari pihak siswa, ( 4) menggunakan banyak feedback atau balikan dan evaluasi, dan (5) memberikan kesempatan kepada siswa untuk maju dengan kecepatan masing-masing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar