Menurut Gardner dalam Paul Suparno ( 2007;21 ), ”Inteligensi adalah kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu seting yang bermacam-macam dan situasi yang nyata”. Jadi inteligensi tidak sebatas kemampuan untuk memecahkan persoalan teoritis saja , tetapi juga dalam pengalaman nyata dan dalam berbagai situasi.
Dapat terjadi orang yang IQ nya tinggi tidak berhasil dalam pekerjaannya dalam situasi yang lebih kompleks.Misal orang yang IQnya tinggi belum pasti sukses dalam menjalin komunikasi dengan teman-teman lain,atau dalam bidang olah raga ,atau dalam pelajaran sosial.Hal ini karena pengukuran IQ lebih ditekankan pada kemampuan matematis-logis dan kemampuan linguistik dan kurang memperhatikan kemampuan yang lain. Menurut Gardner siswa ternyata lebih mudah belajar atau menangkap bahan yang diajarkan guru bila bahan itu disajikan sesuai dengan inteligensi siswa yang menonjol. Misal , jika siswa menonjol dalam inteligensi musik, supaya siswa mudah menerima materi fisika , bahan tersebut banyak disajikan dengan menggunakan banyak bentuk musik,ritme atau nyanyian. Bila menonjol dalam kemampuan kinestetik , bisa disajikan dengan gerakan , dramatisasi , simulasi atau role playing. Bila menonjol dalam kemampuan hubungan sosial (interpersonal) bahan fisika dapat disajikan dengan metode kooperatif. Dengan memperhatikan dan mengetahui inteligensi yang menonjol pada dirinya, siswa diharapkan menemukan cara belajar yang cocok dengan inteligensinya. Bagi guru , diharapkan dapat memberikan kebebasan siswanya belajar fisika dengan berbagai cara sehingga materi fisika akan dirasa lebih gampang , asyik dan menyenangkan ( gasing ). Penting diperhatikan guru adalah agar evaluasi disesuaikan dengan intelligensi siswa. Misalnya, evaluasi bisa dalam bentuk membuat makalah, wawancara atau membuat alat sederhana sesuai dengan materi ajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar