Senin, 01 Agustus 2011

Hakekat Mengajar

Setiap guru seharusnya dapat mengajar didepan kelas. Dan setiap guru harus terampil melaksanakan mengajar tersebut. Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat. Berhasilnya pendidikan pada siswa sangat sangat tergantung pada pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan tugasnya. Mengajar merupakan suatu perbuatan yang bersifat unik tetapi sederhana. Dikatakan unik karena berkenaan dengan manusia yang belajar yakni siswa dan yang mengajar, yakni guru.
Pengertian mengajar mengalami perkembangan, bahkan hingga dewasa ini belum ada definisi yang tepat mengenai mengajar. Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar.(Uzer Usman, 2001;6)
“Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan kepada anak didik”.(Sardiman, 1990;47).
Berdasarkan pernyataan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah proses membimbing  kegiatan belajar mengajar siswa memperoleh informasi, keterampilan, cara berfikir, dan sarana untuk mengekspresikan dirinya.
a.       Teori-teori mengajar
Adapun teori-teori mengajar yaitu:
a)      Definisi lama ”mengajar adalah penyerahan kebudayaan berupa pengalaman-pengalaman dan kecakapan kepada anak didik kita, atau mewariskan kebudayaan masyarakat pada generasi berikut sebagai generasi penerus’. Dalam hal ini tampak sekali bahwa aktivitas terletak pada guru. Siswa hanya mendengarkan dan menerima saja apa yang diberikan guru.
b)      Definisi De Queliy dan Gazali “mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat’. Dalam hal ini pengertian waktu yang singkat sangat penting. Guru kurang memperhatikan bahwa diantara siswa ada perbedaan individual, sehingga memerlukan pelayanan yang berbeda-beda.
c)      Definisi modern di negara-negara yang sudah maju ( Teaching is the guidance of learning) ”mengajar adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar”. Definisi ini menunjukan bahwa yang aktif adalah siswa, yang mengalami proses belajar. Sedangkan guru hanya membimbing, menunjukkan jalan dengan memperhitungkan kepribadian siswa. Kesempatan untuk berbuat dan aktif berpikir lebih banyak diberikan pada siswa.
( Slameto, 2003:29-30)
Berdasarkan pernyataan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah bimbingan yang diberikan pada siswa berupa pengetahuan, pengalaman-pengalaman dan kecakapan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan mengajar.
b.      Prinsip – Prinsip Mengajar
Setiap guru mempunyai tugas mengajar anak didiknya. Tugas mengajar bukanlah pekerjaan yang ringan bagi seorang guru. Tugas mengajar dikaitkan dengan bimbingan yang diperlukan siswa dalam proses belajar. Proses belajar  nantinya akan membawa siswa menjadi orang yang pintar dan bermoral.
Berkaitan dengan tugas mengajar, guru yang mengajar memerlukan prinsip-prinsip mengajar untuk dapat dilaksanakan seefektif mungkin. Prinsip-prinsip mengajar menurut Mursell dibedakan menjadi enam, yaitu konteks, fokus, sosialisasi, individualisasi, squence, dan evaluasi  (Slameto, 1995 : 50).
1)      Konteks
Tugas hendaknya dinyatakan dalam kerangka suatu konteks, dengan sifatnya yang  konkret, dapat ditiru dan dilaksanakan dengan teratur yang dapat memberikan kemungkinan seluas-luasnya untuk bereksperimentasi, bereksplorasi dan menentukan serta yang mengarah pada penguasaan melalui pengertian dan pemahaman serta yang memungkinkan transfer.
Ciri – ciri konteks yang baik yaitu;
(a)    Dapat membuat pelajar menjadi lawan berinteraksi secara dinamis dan kuat sekali.
(b)   Terdiri dari pengalaman yang aktual dan konkret.
(c)    Pengalaman konkret yang dinamis merupakan alat untuk menyusun pengertian yang  bersifat sederhana sehingga pengalaman itu dapat ditiru untuk diulangi.
2)      Fokus
Dalam proses belajar perlu diorganisasikan bahan yang penting. Belajar yang penuh makna dan efektif harus diorganisasikan di suatu fokus.
Ciri-ciri fokus yang baik yaitu:
(a)    Memobilasi tujuan
(b)   Memberi bentuk dan uniformitas (keseragaman0 dalam belajar.
(c)    Mengorganisasi belajar sebagai suatu proses eksplorasi dan penemuan.
3)      Sosialisasi
Dalam proses belajar siswa melatih bekerja sama dalam kelompok diskusi. Mereka bertanggung jawab bersama dalam proses memecahkan masalah.
Ciri-ciri sosialisasi yang baik yaitu;
(a)    Fasilitas sekolah
(b)    Perangsang ( incentives)
(c)    Kelompok  demokratis.
4)      Individualisasi
Dalam mengorganisasi belajar mengajar, guru memperhatikan taraf kesanggupan siswa, dan merangsangnya untuk menentukan  bagi dirinya sendiri apa yang dapat dilakukan sebaik-baiknya.
Ciri –ciri individualisasi yang baik yaitu:
(a)    Perbedaan-perbedaan vertikal
(b)   Perbedaan-perbedaan kualitatif
5)      Sequence
Belajar sebagai gejala tersendiri dan hendaknya diorganisasikan dengan tepat berdasarkan prinsip konteks, fokalisasi, sosialisasi dan individualisasi.
Ciri-ciri Sequence yang baik yaitu:
(a)    Pertumbuhan itu bersifat kontinu
(b)    Pertumbuhan tergantung dari tujuan
(c)    Pertumbuhan tergantung pada munculnya makna.
(d)   Pertumbuhan merupakan perubahan dari penguasaan yang langsung  menuju kepada kontrol yang jauh.
(e)    Pertumbuhan merupakan perubahan dari yang konkret ke arah yang abstrak.
(f)     Pertumbuhan sebagai suatu gerakan dari yang “kasar dari global” kearah yang membedakan.
(g)    Perubahan merupakan proses transformasi.
6)      Evaluasi
“Evaluasi adalah suatu alat untuk mendapatkan cara-cara melaporkan hasil-hasil pelajaran yang dicapai, dan dapat memberi laporan tentang siswa kepada siswa itu sendiri dan orang tuanya”. Ciri-ciri evaluasi yang baik yaitu:
(a)    Penilaian pada hasil-hasil langsung
(b)   Evaluasi dan transfer
(c)    Penilaian langsung dari proses belajar
 ( Slameto, 1995:35-53)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar