Senin, 01 Agustus 2011

Penerapan Metode Discovery-inquiry Dalam Pembelajaran IPA/ Sains Fisika


Menurut Washthon (1982:197) pembelajaran IPA hendaknya diarahkan pada berkembangnya kemampuan berpikir induktif dan deduktif siswa. Proses berpikir induktif dibangun dengan pembelajaran yang melibatkan berpikir aktif, misaknya melalui metode laboratorium, demonstrasi, observasi, pengumpulan data, merumuskan, dan menyimpulkan data dari kejadian-kejadian dilingkungannya. Berpikir deduktif diarahkan pada pemahaman konsep materi pembelajaran dengan pendekatan pemecahan maslaah dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan.
            Menurut Gorman (1978:105) bahwa pembelajaran dengan metode discovery dapat dilakukan dalam dua bnetuk yaitu discovery penuh atau full discovery dan discovery terbimbing atau guided discovery. Discovery penuh atau full discovery menunjuk dalam hal ini siswa dilepaskan dalam mengidentifikasikan masalah, penyelesaian masalah, dan menguji hipotesis dengan konsep-konsep, dan prinsip yang sudah ada, dan berusaha menarik kesimpulan pada situasi baru. Kadang-kadang discovery penuh ini menunjuk pada inquiry yang memusat pada pertanyaan-pertanyaan bagaimana siswa mengolah informasi daripada apa yang mereka olah. Dalam discovery penuh ini struktur belajar benar-benar terbuka dalam arti siswa sepenuhnya dilepas untuk menemukan sesuatu melalui proses asimilasi yaitu memasukkan hasil pengamatan kedalam struktur kognitif yang telah ada, dan proses akomodasi yaitu dengan perubahan dalam arti penyesuaian dalam struktur kognitif yang lama, sehingga cocok dengan fenomena yang baru diamati. Discovery terbimbing atau guided discovey menunjuk pada guru yang berperan sebagai pembimbing belajar. Guru berupaya membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang dicarinya dengan mengorganisasikan masalah , mengumpulkan data, mengkomunikasikannya, memecahkan masalah, dan menyususn kembali data-data sehingga membentuk konsep baru. Metode discovery terbimbing menitikbertakan pada pertanyaan-pertanyaan yang berarti dan mengarah pada pencapaian tujuan instruksional, dalam hal ini daftar kegiatan yang telah dipersiapkan.
            Berdasarkan kedua bentuk pembelajaran discovery diatas, dalam penelitian ini cenderung menggunakan discovery terbimbing atau guided discovery, karena guru masih berperan sebagai pembimbing membantu siswa menemukan informasi yang dibutuhkan dan memepreoleh pengetahuan yang dicarinya dengan konsep dan prinsip yang telah ada.
            Langkah-langkah pembelajaran discovery-inquiry menurut Joyce, Weil, dan Calhoun (2000: 179-181) adalah :
a) Guru menyajikan situasi problematik dan menjelaskan prosedur inkuiri kepada para siswa.
b) Pengumpulan data dan verifikasi mengenai suatu informasi yang dilihat dan dialami (situasi problematik)
c) Pengumpulan data dan eksperimentasi, para siswa diperkenalkan dengan elemen baru kedalam situasi yang berbeda.
d)  Memformulasikan penjelasan
e)  Menganalisis proses inquiry
            Berdasarkan tahapan diatas, siswa diberi peluang untuk mencari dan menemukan sendiri dengan teknik pemecahan maslaah. Dalam tahapan ini memerlukan banyak bimbingan terutama bagi siswa yang tidak terbiasa menghadapi kondisi kelas yang demikian, khususnya dalam pelajaran IPA/ sains Fisika adalah peristiwa-peristiwa alam sekitar yang banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pada hakekatnya sangat cocok bila seorang guru mengajar IPA/sains Fisika memberi kesempatan siswa untuk mengadakan penelittian sendiri.
            Dalah tahapan diatas terdapat langkah-langkah yang menunjukkan adanya bimbingan guru dengan dibuatkan lembaran kegiatan yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang membimbing siswa untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah, yaitu dengan menerapkan langkah-langkah seperti tersebut diatas.
            Menurut Dahlan (1990:177) bahwa kelemahan mengajar dengan menggunakan metode discovery-inquiry adalah :
a) Pelaksanaan discovery-inquiry memerlukan waktu yang lama dan usaha yang tinggi dari siswa.
b) Siswa yang tidak memiliki kesadaran dan usaha yang tinggi cenderung gagal dalam menyelesaikan tugasnya.
c) Pengetahuan diperoleh dalam proses dan waktu yang lama, padahal siswa menginginkan pengetahuan yang diperoleh dengan cepat.
            Kelebihan mengajar dengan menggunakan metode discovery-inquiry menurut Margono (1989:53) adalah :
a) Dapat membentuk dan mengembangkan ”self concept” pada diri siswa secara bebas, sehingga siswa dapat memahami konsep dasar dan ide-ide yang leih banyak.
b) Memperpanjang ingatan dan transfer pada situasi-situasi proses belajar baru.
c) Menumbuhkan semangat kreatifitas pada siswa
d) Memungkinkan kerjasama antar siswa dan dengan guru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar